ME

ME

Jumat, 21 Januari 2011

Wahai Om Nurdin, Turunlah Engkau dari Jabatanmu

Nurdin Halid terpilih sebagai Ketua PSSI pada tahun 2003. Ia dikenal sebagai ketua PSSI yang sangat kontroversial. Dia mengumumkan ide menaturalisasikan pemain asing, menambah jumlah peserta Liga Indonesia tiap tahun sehingga tidak ada klub yang terdegradasi, menentang penghentian pengucuran dana APBD untuk klub, dan mengurangi sanksi Persebaya yang sebelumnya terlibat kerusuhan pertandingan secara besar-besaran (dari larangan main di kandang selama dua tahun menjadi hanya larangan sebanyak 3 kali pertandingan kandang).
Selain hal-hal diatas, ada satu hal lagi yang memicu kontroversi besar, yaitu Pada 13 Agustus 2007, Ia divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng. Setelah mendapat hukuman itu Nurdin pun tetap bersikeras tak mau melepaskan jabatan sebagai ketua Umum PSSI dan terus memimpin PSSI. Dia pun menjalankan Roda pemerintahan PSSI dari balik jeruji besi. Karena alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihak; Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat itu), Ketua KONI, dan bahkan FIFA menekan Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum.
Kontroversi terbaru dari seorang Nurdin Halid adalah politisasi sepakbola yang dilakukan olehnya. Hal ini terlihat dari beberapa kejadian, misalnya :  Acara makan bersama Timnas Indonesia di rumah Ketua Umum Partai Golkar Bapak Aburizal Bakrie jelang partai final Piala AFF kemarin, Dipasangnya poster besar gambar Dirinya dan juga Aburizal Bakrie di stadion Bukit Jalil saat berlansung pertandingan Final AFF pertama, dan pada deklarasi calon gubernur Sulawesi Tenggara dari Partai Golkar, Nurdin Halid juga mengklaim 'sukses' Tim Nasional Indonesia di kancah Piala AFF adalah karya Partai Golkar. Politisasi ini bertentangan dengan Statuta FIFA yang melarang keras politisasi sepakbola. Selain itu pernyataan tersebut mengundang kecaman dari beberapa pihak, termasuk Sekretaris PSSI dan Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung.
Lebih dari 6 tahun masa kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI, sepakbola Indonesia terus mengalami penurunan prestasi, hampir tak ada torehan membanggakan dari Timnas Indonesia. Mungkin hanya capaian final pada ajang piala AFF 2010 kemarin di Jakarta yang mungkin bisa sedikit di banggakan oleh masyarakat Indonesia. Selebihnya hanya ada cerita sedih yang membayangi Timnas sepanjang kepemimpinan Beliau.
Sayangnya semua kekacauan itu semua tidak juga membuat seorang Nurdin Halid turun dari jabatannya, dia terus memimpin organisasi tertinggi sepakbola di Indonesia. Sepertinya dia punya sejuta cara dan alasan untuk melawan semua tekanan dari berbagai pihak yang mendesaknya turun dari jabatan Ketua Umum PSSI. Bahkan beredar isu bahwa Konggres Tahunan yang diselenggarakan PSSI tanggal  21 hingga 23 Januari mendatang di Hotel Nirwana, Nusa Dua, Bali hanya akan menjadi ajang untuk melanggengkan kepengurusan lama. PSSI dinilai tak benar-benar punya itikat baik melakukan perubahan. Satu hal yang diharapkan juga muncul dalam kongres tersebut adalah dihasilkan kesepakatan untuk melaksanakan kongres pemilihan ketua umum tepat pada waktunya. Setelah dilantik pada 2007 lalu, periode kedua kepemimpinan Nurdin Halid akan tuntas per April 2011 mendatang. Sayang sepertinya hal ini pun sepertinya sulit untuk di harapkan. Karena memang sudah banyak pengamat sepakbola perkirakan konggres tahunan ini hanya akan menjadi alat pelanggeng kekuasaan saja.
Hal terburuk dari hal ini tentu saja sepakbola Indonesia akan sulit untuk berkembang menuju hal yang lebih baik dan bahkan sepakbola Indonesia akan semakin memburuk, karena . Hal ini pun sudah banyak terlihat dari beberapa hal, misalnya : Kekacauan saat penjualan tiket semi final dan final piala AFF 2010 di Jakarta, Banyaknya masalah yang terjadi di Liga Super Indonesia, Seringnya terjadi tawuran antara Suporter, dan munculnya LPI baru-baru ini sebagai tandingan Liga Super Indonesia. Untuk masalah LPI, sudah tentu hal ini Muncul dari ketidakpuasan atas beberapa pihak terhadap Liga Super Indonesia, maka dari itu LPI pun bergulir. Karena masalah LPI pun akhirnya Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan pun tidak di panggil Timnas karena PSSI tidak mengakui kompetisi tersebut.
Sudah selayaknya Nurdin Halid mundur dari Ketua Umum PSSI, biarlah orang lain yang mencintai dan mengerti sepakbola Indonesia memimpin PSSI. Karena setiap orang yang duduk di organisasi PSSI harus sadar bahwa mereka berada di sana hanyalah bekerja keras melayani sepakbola Indonesia dan menjadikan sepakbola Indonesia maju. Jangan ada lagi politisasi terhadap sepakbola Indonesia. Masyarakat pun sudah banyak yang menantikan revolusi dalam tubuh PSSI.
Sudah cukup sampai di sini kau hancurkan sepakbola Indonesia.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar