ME

ME

Jumat, 26 November 2010

KEMISKINAN

KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil Salim, 1982).
Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa termasuk Indonesia, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
 Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
1.  Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2.  Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
3.   Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara.
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dengan batasan ini maka diperkiraan pada tahun 2001 1,1 miliar orang di dunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari."Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan nilai dalam kurun waktu tersebut.
Menurut Prof. Sayogya (1969), garis kemiskinan dinyatakan dalam rp / tahun, ekuivalen dengan nilai tukar beras (kg/orang/bulan, yaitu untuk desa 320 kg/orang/tahun dan untuk kota 480 kg/orang/tahun).
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dan sebagainya;
2.      Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha;
3.      Tingkat pendidikan rendah, karena tindak mampu dengan biaya sekolah dan selain itu juga mereka harus langsung membantu orang tua mencari tambahan penghasilan;
4.      Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan
Kemiskinan di Indonesia ataupun di dunia mempunyai banyak sebab, sebab itu antara lain :
·        penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
·         penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
·      penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
·     penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
·   penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
kalau kita menganut teori fungsionalis dari statifikasi (tokohnya Davis), maka kemiskinanpun memiliki sejumlah fungsi yaitu :
1.   Fungsi ekonomi : penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas (masyarakat pemulung).
2.     Fungsi sosial : menimbulkan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.
3.    Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
4.   Fungsi politik : berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.
Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi, bukan berarti menyetujui lembaga tersebut. Tetapi, karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.

SERI DIKLAT KULIAH, Ilmu Soisal Dasar, Harwantiyoko & Neltje F.
Tugas Ilmu Sosial Dasar
Afrizal Azhari

Jumat, 19 November 2010

JANGANLAH KAU INGKARI KODRATMU

JANGANLAH KAU INGKARI KODRATMU
By : Afrizal Azhari
Karena ada tugas wawancara orang Eropa dari Dosenku, Pak Agus Nicolase (Bahasa Inggris), pada tanggal 05 November 2010 aku jalan-jalan ke Jalan Jaksa. Berharap bertemu orang asing dan bisa mewawancarai mereka. Jam 15.00 dengan di iringi gerimis hujan aku pun berangkat naik motor kreditan punyaku. Karena jalan macet, hampir 2 jam aku baru sampai di jalan Jaksa.
Sesampainya di jalan Jaksa aku makan dulu, karena dari pagi aku belum makan. Setelah selesai makan aku langsung hunting bule buat di wawancara, dan setelah hampir 1 jam jalan-jalan akhirnya aku dapat juga bulenya, dia orang Inggris. Dia cerita kalau Indonesia adalah negara yang menyenangkan, banyak hal-hal menarik di Indonesia yang tidak ada di Negara asalnya, Inggris.
Setelah selesai wawancara orang Inggris itu aku jalan-jalan cari bule lagi. Dan ketika aku masih cari bule, aku ga sengaja liat 2 orang jalan dari arah berlawanan. Sekilas aku perhatikan ada yang aneh dari mereka, dan ternyata setelah mereka mendekat benar saja dugaanku, bahwa mereka adalah waria. Mereka sepertinya berniat mencari uang dengan cara mengamen.
Seketika saat itu juga timbul ide aneh di kepalaku. Aku berpikir seru juga kalau aku wawancara mereka, aku ingin tahu sebenarnya apa yang membuat mereka bisa menjadi seorang waria. Apa mereka memang punya kelainan seksual dengan menyukai sesama jenis atau ada motivasi-motivasi lain yang mendorong mereka menjadi seorang waria. Dan kenapa juga mereka rela mengamen dari tempat satu ke tempat lain.
Dengan perasaan lucu aku mendekati mereka, ketika aku sampai di samping mereka aku langsung mengenalkan diriku kepada mereka. Aku mengaku bahwa saya punya tugas dari kampus untuk mewawancarai waria. Dan Aku mengaku sebagai seorang mahasiswa dari fakultas Psikologi, aku tidak berani mengaku sebagai mahasiswa Ilmu Komputer, karena kalau aku bilang begitu, tentu bakal jadi aneh di telinga mereka. Kenapa juga seorang mahasiswa Ilmu Komputer wawancara banci, bisa jadi mereka ga percaya dan akhirnya pun mereka ga mau.
Awalnya mereka seperti agak tidak percaya dengan kata-kataku. Mereka malu kalau di wanwancarai, mereka mengelak dan menyarankan ku pergi ke kampung banci saja, kalau aku memang berniat mewawancarai waria alias banci. Mereka beralasan mereka masih harus mengamen untuk mencari nafkah agar mereka bisa memenuhi kebutuhan mereka dan keluarga mereka. Melihat alasan mereka seperti itu aku langsung menawarkan mereka kompensasi, kalau mereka bersedia aku wawancarai, mereka akan mendapatkan uang Rp30.000 sebagai imbalan karena mereka telah mau aku wawancara. Dan setelah mereka mendengar tawaran itu, mereka langsung menyanggupi untuk di wawancara.
 Hampir selama 30 menit aku wawancara mereka, berbagai pertanyaan aku tanyakan kepada mereka, mulai dari yang ringan-ringan sampai yang serius. Dari wawancara tadi dapat  disimpulkan bahwa mereka menjadi waria selain karena mereka merasa lebih nyaman menjadi seorang wanita, mereka juga terdorong oleh faktor pergaulan mereka dan karena faktor ekonomi, dengan menjadi waria dan mengamen, mereka beranggapan bahwa mereka lebih mudah mencari uang. Yang paling seru ketika aku tanya mereka masalah orientasi seks mereka, mereka menjawab mereka sekarang lebih menyukai seorang laki-laki.
Setelah sudah habis pertanyaan-pertanyaan tentang mereka di kepalaku, aku sudahi saja wawancaraku dengan mereka. Setelah selesai aku berterima kasih kepada mereka karena telah mau meluangkan waktu untuk diwawancara olehku, walau harus dengan imbalan uang sebesar Rp30.000. setelah menerima uang mereka langsung pergi untuk kembali mengamen, mencari uang agar mereka bisa terus melanjutkan hidup.
Sehabis wawancara dengan mereka, aku berharap bahwa mereka suatu saat bisa bertaubat dan kembali ke kodrat mereka yang sebenarnya, sebagai seorang laki-laki. Karena aku tahu bahwa dalam agama Islam, menjadi seorang waria atau menyukai sesama jenis adalah haram hukumnya dan itu adalah sebuah dosa. Dalam Al-Qur’an Islam menjelaskan bahwa Allah melarang manusia untuk berdandan seperti lawan jenis mereka apalagi menyukai sesama jenis. Ketika manusia di ciptakan, mereka sudah mempunyai kodrat masing-masing, entah sebagai perempuan ataupun laki-laki. Allah pun telah mencontohkan kaum nabi Luth sebagai pelajaran dan peringatan kepada manusia untuk tidak menyukai sesama jenis. Seperti di ketehui bahwa kaum nabi Luth di beri azab oleh Allah karena telah menyukai sesama jenis.
Menurut aku pemerintah juga harus ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam masyarakat, termasuk masalah kelainan orientasi seksual. Selain bertentangan dengan agama masalah waria juga bisa menimbulkan masalah-masalah dalam masyarakat, seperti kemungkinan timbulnya konflik antara masyarakat yang menentang waria dengan para waria, karena sebagaian besar masyarakat di negara kita tidak menerima mereka dan bahkan ada yang menganggap waria sebagai penyakit masyarakat. Pemerintah harus aktif membuat program-program bimbingan untuk menyadarkan mereka kembali. Sosialisasi-sosialisasi pusat-pusat lokalisasi waria perlu dilakukan agar mereka tersadar dari kesalahan mereka.        

Berikut adalah beberapa ayat Al-Quran yang melarang manusia menyukai sesama jenis:

Al Quran : (7) Al A’raaf : Ayat 81
 "Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (QS. 7:81)"
Al Quran : (27) An Naml : Ayat 55
    “Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)”. (QS. 27:55)

Al Quran : (23) Al Mu’minuun : Ayat 7
    Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS 23:7)

Al Quran : (29) Al ‘Ankabuut : Ayat 28
    Dan (ingatlah) ketika Luth berkata pepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu”. (QS. 29:28)

warga negara, masyarakat, dan negara


Kamis, 18 November 2010

PENDAKI YANG MEMILIKI JIWA MUDA DAN CINTA AKAN ALAM DAN TANAH AIRNYA.

PENDAKI YANG MEMILIKI JIWA MUDA DAN CINTA AKAN ALAM DAN TANAH AIRNYA.
“ TIPS MENDAKI ”
OLEH:  AFRIZAL AZHARI

Suatu hari kawan saya mengajak jalan-jalan menuju kawasan Cibodas, Puncak. Warung sekaligus basecamp untuk para pendaki Gunung Gede-pangrango penuh sesak pada hari jum’at malam tanggal 12 November 2010. Menyenangkan bercanda gurau dengan pendaki yang baru saya kenal, mereka terbuka dalam segala hal termasuk bercandaan yang sedikit menyinggung pornografi. Hehehehe, lucu sekaligus bahagia dengan sekumpulan orang-orang yang mengklaim diri mereka pencinta alam.
Corat-coret nama pendaki secara individu, grup pendaki mapala atau apalah mereka sebut, foto-foto pribadi, hingga KTP usang dan Kartu pemilih hadiah dari KPU terpampang pada dinding triplek yang direlakan oleh “Abah IDI “ untuk media kenang-kenangan para pelancong di tempat beliau mencari nafkah. Senyum Mang Idi sangat unik, terlihat ikhlas tetapi merasa canggung ketika ada rombongan lain yang ingin masuk ketempatnya.
Kawasan Taman Nasional Gede Pangrango cukup ramai pada malam menjelang hari libur, dingin menjadi hal yang biasa dan tidak terasa karena kesesakan pengunjung dalam satu tempat. Riuh penuh canda tawa dan kebulan asap rokok dari berbagai jenis rokok pendaki. Beberapa hal yang saya kutip dari pembicaraan pendaki sangatlah unik, diantaranya pernyataan dari pendaki yang berucap bahwa kami “benci pecinta alam”  nah loh, kenapa demikian? Hei jangan marah dulu bagi yang merasa pecinta alam,hehehehe. Sipencetus kalimat tersebut lalu menambahkan beberapa kalimat yang sangatlah saya setujui dan tambahan bagi para pencinta alam yang mendengarnya.
Kenapa saya benci pecinta alam? Mendaki saja pada dasarnya sudah sedikitnya merubah tatanan tanah, apalagi kegiatan-kegiatan lainnya yang dilakukan oleh para pendaki bisa saja membuat takut para hewan-hewan yang hidup dihutan. Bisa dikatakan bahwa ruang lingkup habitat hewan-hewan hutan akan terganggu. Apalagi sampah yang tertinggal di wilayah jalur pendaki akan menjadi polusi bagi ekosistem hutan Taman Nasional Gede Pangrango. Terus kenapa saya mendaki?
Naaah ini dia pertanyaan balasan dari saya untuk pencetus kalimat kontroversi tersebut. Sebelum menjawab, senyum malu terlintas dari wajah pendaki yang mau disebut pacil. Jadi gini mas, kenapa saya mau mendaki? Karena saya ini penikmat alam sekaligus memiliki jiwa penjelajah. Maksud saya mendaki karena ziarah, kawan saya pernah wafat di gunung ini. Selain itu saya membawa pupuk kandang untuk saya sebarkan di dekat tempat kawan saya ditemukan Tim SAR. Sebaiknya si kita bawa bibit tanaman yang bisa hidup di vegetasi hutan ini. Tapi kita ga sempet beli tadi. Jadi hanya pupuk organik yang mampu kita beli untuk kesuburan tanaman nantinya.
Inilah kedewasaan luar biasa yang saya temukan dikalangan para pendaki, bair dikeritik pedas tetapi tidak ada sedikitpun rasa marah atau pun benci. Yang ada hanyalah senyum hangat dan hausnya penjelasan untuk mufakat. Opz maksud saya musyawarah untuk mufakat.
Para pendaki yang saya temui di warung Kang Idi sangatlah beragam, saya masih berumur 22 tahun, yang berucap benci pencinta alam baru saja lulus SMA dan masuk kuliah di salah satu Universitas Negeri di Jakarta, hei bagaimana kawan kita yang menjadi pendengar? Menurut pengakuan umurnya sudah 35 tahun dan mempunyai 3 orang putri, saya kira akan ada pertumpahan darah ketika kita berdebat mengenai “banci pecinta alam”. Saya salah, dan kedewasaan inilah yang saya ingin lihat pula di Televisi. Racun ketika saya lihat tawuaran antara mahasiswa, limbah ketika saya lihat tawuran antara suporter sepak bola, kuman ketika ada tayangan adegan syur artis ternama, dan polusi ketika melihat pelaku korupsi bisa jalan-jalan ke Bali.
Namanya juga pemuda, bangga dengan hal-hal yang kita anggap benar dan senang dengan hal-hal yang baru “kata om yang sudah 35 tahun dan dikaruniai 3 orang putri”. Kaya saya dong, biar tua tapi jiwa saya masih muda dan terbuka akan pembaharuan positif, sekaligus benci akan hal-hal pemikiran yang kerdil yang membuat citra bangsa kita bar-bar.
Kemudian bagaimana sebaiknya kita sebagai pemuda yang menjadi tulang punggung bangsa? Berceritalah om 3 orang putri ini kepada kita yang beliau anggap pemudanya-pemuda atau pemuda sesungguhnya. Hal-hal yang perlu dimiliki oleh para pemuda diantaranya pandai akan memilih kegiatan penunjang kehidupan seperti menjauhkan diri dari penggunaan narkoba dan minuman beralkohol. Cerdas akan pemikiran yang luas dan mampu menyaring semua informasi yang diterima serta tidak mudah menjadi bodoh karena provokasi negatif. Pintar menjadi seseorang karena mau dan mampu meluangkan waktunya berfikir positif, belajar, dan berjalan atas rihdo Tuhan Yang Maha Esa. Terakhir adalah berkarya sesuai nilai-nilai budi luhur yang sesuai norma budaya bangsa kita.
Hemmm, banyak deh artinya jika kita pikirkan kembali. Ucapan-ucapan Om 35 tahun memang perlu kita renungkan sebagai acuan hidup dan patokan cerminan pemuda yang saya kira kebanyakan sudah luntur nilai-nilai luhurnya. Saya bangga menjadi apa adanya sekarang, tinggal menjadi diri sendiri yang cinta tanah air dan budaya luhur yang sudah ada sejak buyut saya ada.

Nah untuk kalian yang memiliki hobi mendaki dan ingin melakukan perjalanan silakan baca dan print naskah dibawah ini

Mendaki Gunung
Mendaki gunung merupakan bentuk latihan yang sangat baik. Hal ini dapat berbahaya, tentu saja, menggairahkan, benar-benar. menyenangkan, Totally. Namun, sebelum Anda hanya mulai mendaki gunung ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui.
Setiap hari, Anda harus menemukan cara untuk memecahkan masalah Anda dan belajar bagaimana mengubah kesulitan menjadi peluang. Sekarang, Äôs waktu untuk bersantai tubuh Anda sepenuhnya. Tidak untuk melihat film, memancing, berbelanja, mengadakan pesta atau menikmati musik dengan Beats oleh Dr Dre tapi untuk mendaki gunung
Summiting sebuah puncak mengesankan dapat menjadi petualangan yang mengubah hidup, AI tetapi juga dapat membuktikan mematikan bagi mereka yang masuk ke dalam perjalanan mereka sakit dipersiapkan. Jika Anda ingin ke puncak gunung besar untuk pertama kalinya, menyewa pemandu gunung dan mempersiapkan diri secara memadai terlebih dahulu untuk perjalanan yang paling aman.
Jika Anda sudah tahu sedikit tentang Backpacking dan berada di alam terbuka secara umum, itu, Äôs mudah untuk transisi ke gunung dan mulai mengantongi puncak dalam waktu singkat. Hanya ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui.
Pertama, Mempersiapkan mental, Ini mungkin tidak tampak bahwa pendakian akan memerlukan tes mental, seluruh pendakian memang membutuhkan pikiran yang kuat dan sehat. Persiapan mental dapat dicapai dengan berbicara sendiri melalui memanjat Anda, seperti apa yang kaki dan tangan untuk membuat penempatan berikutnya.
Yang kedua, Peregangan dan Mempersiapkan Tubuh, Mempersiapkan mendaki membutuhkan tubuh sehat dan siap, seperti untuk pendakian sangat menuntut dan menekankan. Seorang pendaki merasa siap secara fisik melalui teknik peregangan dan latihan pernapasan dasar bisa lambat. Jika seseorang ingin mengambil persiapan yang paling sebelum mendaki, kita harus melihat ke dalam program latihan, yang dapat membangun kekuatan kaki dan lengan.
Semua persiapan mendasar lainnya, Anda harus menjelaskan itu benar-benar gunung atau adalah bahwa Anda melihat gunung sebelum perjalanan Anda. Perhatikan baik apa yang ada di depan Anda. Mari, Äôs mengatakan Anda memiliki jumlah waktu yang relatif singkat untuk mengadakan pertemuan untuk direktur regional Anda. Tanpa pra-konsepsi pekerjaan Anda adalah sebuah usaha sederhana.
Kita semua tahu lebih mudah untuk bekerja dengan cara kami di seluruh bukit daripada mengatasi puncak itu sendiri. Apakah tujuan mendaki ke puncak atau hanya untuk mendapatkan ke sisi lain? Jika tujuan Anda hanya untuk mendapatkan ke sisi lain kemudian menyesuaikan rencana Anda sesuai. Menghemat energi Anda untuk hal-hal yang memang lebih dekat ke hati Anda. Sekelompok individu dengan tujuan bersama yang sama memiliki kebiasaan menggambar kekuatan luar biasa dan kekuatan dari satu sama lain. Rencanakan perjalanan Anda dengan hati-hati dengan pendaki gunung berpengalaman
Tombak dan merindukan gunung juga klasik kelas bawah, tetapi mereka biasanya sangat ramai selama bulan-bulan musim panas. Tetapi jika Anda ingin mulai serius gunung, Anda akan perlu mengambil panjat tebing. Bahkan gunung-gunung besar seperti Everest terutama kelas 2 dan 3, tapi Anda ingin keterampilan teknis Anda harus batuan padat (pun intended) bila Anda mencapai 20% mendaki yaitu teknis.
Dapatkan serius tentang pelatihan aerobik. Anda perlu kekuatan otot dan stamina untuk menyeret tubuh Anda dan gigi atas gunung, dan otot-otot membutuhkan banyak oksigen. Setiap jenis pelatihan aerobik, apakah itu berjalan, bersepeda, berjalan kaki kuat, mesin berbentuk bulat panjang, dengan stepper tangga atau apa pun, yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk memberikan oksigen ke otot.
Anda telah memutuskan untuk mendaki bukit. Hanya ada satu seumur hidup dan tidak ada waktu untuk menyesal. Nikmati naik Anda. Jika Anda tidak Anda tidak harus benar-benar berada di sana pada awalnya.
Selain itu, air dan makanan berkalori tinggi seperti cokelat, sepatu hiking, mantel tahan air hangat, senter dan film DVD murah jika memungkinkan. Anda juga perlu tambahan satu set petinju dan 2 ekstra pasang kaus kaki. Anda, Äôre akan mengenakan baju dan celana yang sama untuk seluruh ekspedisi.

Author Resource:- Lydia is a proficient writer and webmaster for http://www.eshopwalk.com where she has pieces on Beats by Dr Dre and cheap DVD movies.

PERJALANAN / PENDAKIAN GUNUNG
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.

*        JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :
1.      Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.
2.      Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.
3.      Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.
Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing, Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing, Pendakian pada es dan salju.

4.      Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.

*        KLASIFIKASI PENDAKIAN
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.
Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
1.    Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
2.    Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
3.    Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
4.    Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
5.    Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
6.    Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).

*        SISTEM PENDAKIAN
1.    Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2.    Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.

*        PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain:
1.    Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
2.    Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.
3.    Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4.    Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.


(Sumber : Buku Panduan Pedoman Mendaki Gunung & Penjelajahan Rimba/EAT&E – EAST 2003)

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
A.       Pelapisan Sosial
Menurut Pitirim A. Sorokin Pelapisan Sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).
Awalnya pada masyarakat kuno jenis kelamin nampaknya manjadi dasar dari seluruh sistem pembagian dan pemberian kedudukan (pelapisan sosial). Pelapisan masyarakat sudah ada sejak masa primitif (belum ada tulisan), dan untuk kelompok ekonominya tersusun atas dasar ketergantungan yang timbale balik dan individu-individu yang aktif secara ekonomis, serta bagian-bagian yang lebih kecil daripada suatu kelompok yang memiliki sistem perdagangan dan barter satu sama lain.
Pada dasarnya pelapisan masyarakat itu ada dimana-mana dan sepanajang waktu. Mulai dari masyarakat primitif sampai ke dalam masyarakat modern pelapisan sosial akan tampak menyolok mata dan jelas. Di dalam demokrasi yang modern pun juga tidak dapat mengecualikan adanya hukum-hukum pelapisan masyarakat, walaupun didalam kontinuitasnya menyatakan bahwa “Semua manusia adalah sama (all men are created equal). multi dari memilih modal yang kaya sampai kepada buruh yang termiskin; dari presiden kepada lurah dan sebagainya. Ini adalah contoh bahwa di dalam masyarakat yang paling mutakhir pun ada pelapisan sosial.
Pelapisan sosial terjadi karena 2 faktor, yaitu :
1.    Terjadi dengan sendirinya, proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesenganjaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya. Misalnya kerabat pembuka tanah, karena usia tua, kepandaian dan sebagainya.
2.    Terjadi dengan sengaja, di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan keusahaan yang diberikan kepada seseorang. Pembagian ini bertujuan agar suatu masyarakat atau lembaga formal dapat bergerak teratur dan sesuai dengan tujuannya. Contohnya adalah organisasi pemerntahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi dan lain-lain.
Menurut sifatnya, maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :
1.      Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Dalam sistem ini pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun kebawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. Contohnya adalah pembagian kasta dalam masyarakat Hindu di India
2.      Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada dibawahnya atau naik ke lapisan yang di atasnya.
Dari berbagi teori yang diungkapkan oleh berbagai tokoh, seperti Aristoteles, Vilfredo Pareto, Karl Marx dan lain-lain, dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasanya di pakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial adalah sebagai berikut :
1.      Ukuran kekayaan, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak tentu akan menempati lapisan tertinggi.
2.      Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, akan menempati lapisan sosial teratas. 
3.      Ukuran kehormatan, orang yang paling di segani dan dihormati, mendapatkan atau menduduki lapisan sosial tertinggi.   
4.      Ukuran ilmu pengetahuan, Ukuran ini dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Selain ukuran-ukuran diatas masih ada lagi ukuran-ukuran lain yang dipergunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran di atas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang di anut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.     
B.         Kesamaan Derajat
Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah timbal balik, artinya orang seorang itu sebgai anggota masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah maupun negara. Di dalam susunan negara modern hak-hak dan kebebasan-kebebasan itu dilindungi oleh Undang-undang dan menjadi hukum positif. Undang-undang tersebut berlaku sama pada setiap orang tanpa kecualinya dalam arti semua orang mempunyai kesamaan derajat dan di jamin dalam undang-undang. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia.
Di Indonesia persamaan derajat di atur dalam UUD 1945. Di dalam pasal-pasal UUD 1945 dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki kesamaan derajat dalam hal hak dan kewajiban. UUD 1945 mengatur persamaan derajat dalam berbagai bidang seperti hukum, kebebasan beragama, pendidikan, kesehatan, membela negara, mendapatkan kehidupan yang layak dan lain-lain.
C.        Elite Dan Massa
1.      Elite
Dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.   
2.      Massa
Massa di wakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional.
Ciri-ciri massa adalah :
·         Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial.
·         Massa merupakan kelompok yang anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonym.
·         Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota-anggotanya.
·         Very loosely organized, serta tidak bias bertindak secara bulat atau sebagai suatu kesatuan seperti halnya / crowd.


SERI DIKLAT KULIAH, Ilmu Soisal Dasar, Harwantiyoko & Neltje F. Katuuk
Tugas Ilmu Sosial Dasar
Afrizal Azhari